Benar saja, tidak lama tiba di
penginapan sekitar pukul 01.00 WIB, kru dan para relawan langsung menempati kamar
masing-masing, bersiap istirahat supaya pemberi materi dan penerima materi
sama-sama segar keesokan harinya. “Tepar but fun,” celetuk Syifa, salah
satu relawan Kosacil.
Sesuai rencana kru, Sabtu pukul 08.00
WIB pelatihan pun dimulai. Sesi pertama adalah mendeskripsikan diri. Sebelum
berangkat ke Garut, kru meminta tiap relawan untuk membawa buku gambar A3 dan
majalah bekas. Ternyata majalah bekas digunakan untuk sesi ini. “Gambar apapun
di majalah yang mewakili diri kalian, silakan tempel di halaman pertama.”Hasilnya pun beragam, mulai dari Meta yang suka musik, Betty yang suka bakso, dan Hafi yang suka sepak bola. Dari gambar-gambar tersebut, dapat ditebak tipe orang, passion, dan kegemarannya. Semakin penuh gambarnya, semakin baik seseorang mengenal dirinya. Namun, jika halaman buku gambar tersebut sepi, bukan berarti seseorang tidak mengenal dirinya, mungkin saja dia belum mampu mengekspresikan dirinya di waktu yang mendadak.
Setelah setiap relawan mempresentasikan hasil gambaran dirinya, masuk ke sesi dua. Pada sesi ini, kakak Vallent membagi ilmu tentang Asset-based Community Development (ABCD) yang terdiri dari lima hal, yaitu discovery, dream, design, define, dan destiny. Sebuah ungkapan bahwa ”Kata Mencipta Dunia” juga termasuk di materi ABCD ini. Jadi, seseorang yang bergabung dalam sebuah komunitas sebaiknya saling berbagi untuk menuju sabuah mimpi yang dikelola, didesain, dan diartikan dalam bahasa yang sama. Pada akhirnya, keep your spirit and positive thinking, pasrah pada Allah SWT yang akan memberikan jawaban atas mimpi tersebut.
Menyatukan banyak tipe kepribadian
dalam sebuah komunitas bukan seseuatu yang mudah. Orang pacaran aja sering
berantem, apalagi Kosacil yang terdiri dari setidaknya 10 orang relawan
berbeda. Tapi dengan mengenal pribadi dan identitas antar kru dan relawan,
mimpi Kosacil akan lebih mudah dicapai. Di sesi dua ini juga diberikan materi
tentang Mandala Diri dan 3 Personal Mantra. Nah, 3 Personal Mantra inilah yang
menjadi akar identitas seseorang. Mungkin saja kepribadiannya berubah karena
lingkungan, namun akar identitasnya akan tetap sama.
Masuk ke sesi tiga sekitar pukul 13.00
setelah istirahat dan makan siang, relawan kembali diminta kakak kru untuk
menggunting-gunting majalah. Pada sesi ini, relawan diminta mengutarakan
mimpinya di masa yang akan datang, misalnya dua tahun lagi. Pada mimpi itu
harus diselipkan little thing about Kosacil, sehingga nama
Kosacil dapat harum mewangi seantero Pulau Jawa. Hehehe….
Mimpi para relawan tidak jauh dari
bidang edukasi dan bisnis. Jiwa entrepreneur dan pengabdi bangsa sangat erat di
tetes darah para relawan (maaf hiperbol). Ami misalnya, yang sebenarnya sudah
memiliki toko belanja online untuk para pecinta fashion Jepang
dan Korea. Ami bermimpi semoga di 1-2 tahun mendatang, online shop
miliknya semakin berkembang, semakin banyak produk yang dijual, semakin banyak
pembeli, jadi semakin untung deh. Keuntungan tersebut akan dibuatkan
perpustakaan yang isinya buku-buku pelajaran atau dongeng yang boleh dibaca
adik-adik peserta Kosacil. Keren kan? Hope your dreams will come true,
Ami!! AMIN!
Adzan magrib pun berkumandang, para
relawan dan kru membersihkan diri setelah berendam di kolam air panas lalu
mandi untuk berkeliling kota Garut di malam hari. Hm, apa rasanya malam mingguan
di Kota Dodol ini? Ternyata tidak begitu ramai. Tidak terlalu banyak pilihan
untuk relawan dan kru yang ingin nongkrong. Ujung-ujungnya sih beli tahu
jeletot yang terkenal pedes itu, sambil makan bakso. Apa daya, cita-cita pengen
makan spageti Italia, tapi bakso pun tetap disikat.
Kembali ke penginapan, para relawan dan
kru bersiap mengambil posisi untuk menonton film favorit semua orang dari dulu
sampai sekarang. Coba tebak! Bukan Warkop DKI, bukan Titanic, bukan Si
Doel, tapi Ada Apa dengan Cinta (AADC).
Ternyata di balik semangat berkobar
para kru dan relawan di setiap hari Minggu, sisi sensitif mereka kelihatan juga
ketika menonton film ini. Padahal sudah menonton berkali-kali tetap saja air
mata jatuh menetes dengan lancarnya. Itulah Kosacil, tetap apa adanya. Tidak
akting dan berpura-pura tegar menyaksikan Cinta berlari mengejar Rangga di
bandara.
Alasan dipilihnya film ini untuk
dinikmati bersama-sama adalah sisi kebersamaan dan persahabatan, tidak hanya di
dalam sekolah tapi juga di luar sekolah. Ketika Cinta berbohong kepada empat
orang sahabatnya, Cinta tetap dimaafkan. Ketika Cinta ingin mengejar Rangga ke
bandara, sahabatnya ikut mengantarkan. Relawan dan kru tidak berasal dari
sekolah yang sama atau berteman karena lokasi rumah yang berdekatan. Mereka
dipertemukan oleh kesamaan passion untuk memberantas buta huruf
anak-anak kurang mampu. Kosacil menjadi wadah untuk menyalurkan passion
tersebut, yang dibumbui oleh kebersamaan dan persahabatan. Bukan hal yang mudah
untuk berbaur ke orang yang baru dikenal dan langsung mengajar adik-adik
peserta Kosacil. Namun semua rasa malu menjadi hilang karena kesamaan cita-cita
membentuk alumni Kosacil yang pintar ilmu dunia dan ilmu agama.
Minggu pagi tiba! Setelah selesai
menyantap nasi goreng yang disiapkan penginapan, para relawan memulai materi
sesi empat. Pada sesi ini, setiap relawan diminta untuk menyusun rencana materi
apa yang akan diberikan ke adik-adik peserta Kosacil di setiap hari Minggu.
Betty dan Ami bertanggung jawab di kelas Balita; Hafi dan Alul di kelas Senyum;
Kak Elih, Ala, dan Alia di kelas Semangat; sedangkan Meta, Syifa, dan Acha di
kelas Luar Biasa.
Sekitar pukul 10.30 semua materi telah
selesai dikupas tuntas, diberi masukan, dan siap dieksekusi. Selanjutnya,
relawan dan kru bersiap untuk check out dari penginapan, kemudian makan
siang di daerah Balai Kota Garut dan membeli oleh-oleh Chocodot (Cokelat Dodol
Garut).
Puas berbelanja Chocodot dan
berfoto-foto, tenggorokan kembali segar setelah minum es goyobot khas Garut,
kru dan relawan siap meluncur ke Bogor. Kota mana lagi yang dikunjungi relawan
dan kru Kosacil untuk refreshing? Mungkin Malang Jawa Timur, mungkin Mekkah
Arab Saudi. Di mana pun, Kosacil tetap aye!
KOSACIL? Senyum, semangat, luar biasa!
(@im_betty on twitter)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar